AMORE
(untuk dewasa)
(untuk dewasa)
Setelah lama dan
semakin tua inilah pengakuan saya tentang cinta. Cinta sengaja saya ambil dari
bahasa perancis, karena memang cinta yang saya maksudkan dalam kisah nyata
ungkapan perasaan saya kali ini mungkin hanya ada satu di dunia ini di jaman
seperti sekarang ini. Kalau boleh saya menggunakan pilihan kata yang lebih
fulgar, terkadang dalam benak saya, saya menilai diri saya dan khususnya hati
saya sendiri saya adalah memang orang aneh karena lain dari pada yang lain.
Atau mungkin bisa dikategorikan kelainan jiwa karena banyak orang yang menyebut
saya sebagai “aneh”. Kita tahu dunia ini juga penuh penyimpangan-penyimpangan
seperti yang menyebar oleh dunia penuh kebebasan seperti free sex, lesbian,
homosexsual, bisexsual, pedofil, dan masih banyak lagi yang barangkali saya tidak begitu
menguasai maksud dan jenis-jenisnya.
Percaya atau tidak
sampai usia saya sekarang hampir 25 tahun, saya tidak mengerti apa yang
dimaksudkan dengan “cinta”. Saya hanya memahami dan dapat merasakan apa itu
istilah “cinta” hanyalah sebatas kasih sayang antara keluarga, teman, binatang,
dan alam sekitar kita. Saya tidak begitu mengerti apa yang dimaksud cinta yang
banyak orang bicarakan atau mengalaminya. Saya tidak mengerti cinta yang ada
dalam filem, cerita, dan karya-karya lainnya yang oleh seniman atau oleh pemuja
cinta dibuat cinta adalah kehidupan yang membahagiakan.
Saya adalah
laki-laki yang normal dan tau mengenai hal-hal yang menyimpang ataupun tidak.
Namun apa itu cinta saya sampai saat ini, sampai saya menuliskan kisah inipun
saya tidak tau apa itu cinta. Kenapa saya menanyakan cinta, karena saya merasa
saya tidak lagi muda, usialah yang membawa saya mencari apa itu cinta, ataukah
dunia yang terlalu mengelu-elukan cinta sehingga saya tergoda untuk berfikir
soal cinta?.
Buat saya usia yang
hampir 25 tahun ini adalah usia yang membuat saya frustasi. Banyak teman-teman
bahkan saudara yang seusia saya mereka telah hidup sebagai manusia yang banyak
orang bilang utuh, mereka menemukan apa yang disebut “cinta sejati” mereka
memiliki anak-anak yang banyak akal, dan lucu. Dan kita tidak dapat menyangkal
dihadapan kita saja begitu banyak pasangan-pasangan kekasih hati. Sedangkan
saya hanyalah seorang diri yang hanya mengasihani hidupnya sendiri. Inilah
barangkali awal jiwa saya yang sakit.
Saya laki-laki
normal yang takut terhadap wanita, takut untuk menyakitinya, takut bahwa tidak
semua wanita berhati baik, takut bahwa saya tidak pantas mendapatkannya, dan
masih banyak ketakutan-ketakutan yang lainnya. Sampai pada saya memutuskan saya
tidak percaya lagi soal cinta. Entah itu cinta yang orang sebutkan, atau
cinta-cinta dari paham kebebasan.
Saya belum pernah
mengenal seorang wanita secara utuh yang dekat ataupun menjadi dambatan hati
saya. Saya tidak ingin mencintai wanita, namun bukan berarti saya mencintai pria,
pedofil atau punya faham kebebasan lainnya. Saya terlanjur takut, saya
terlanjur beku setelah apa yang barangkali pernah saya alami. Saya melihat
banyak sekali pasangan hidup yang hanya karena sebuah komitmen, atau hanya
kecelakaan, Perceraian, lari dari tanggung jawab dan masih banyak lagi yang
membuat saya tidak lagi percaya dengan apa itu “cinta” dimana cinta hanya
diawali oleh tuntutan budaya, atau hanya oleh nafsu yang kemudian berakhir
tanpa ada lagi kasih sayang.
Saya juga bukanlah
orang bebas yang tidak menginginkan sebuah tanggung jawab yang harus saya emban
dalam hidup ini. Inilah yang saya maksudkan barangkali saya lain dari pada yang
lain. Yang mungkin ini bisa dikategorikan sakit jiwa oleh ahli psikologi, atau
ahli jiwa.
Namun, hati saya
yang paling dalam merintih kesakitan. Saya merasa iri hati dengan mereka yang
mendapatkan dan menemukan cinta sejati mereka, saya merasa hidup saya sungguh
sepi, saya merasa ingin menangis dalam hati. Apakah ini cinta? Ataukah ini
hanya nafsu?
Sampai pada titik
dimana saya mengubur dalam-dalam keinginan untuk menjadi seperti orang-orang.
Tapi bagaimanakah hidup saya? Saya juga tidak ingin menjadi manusia egois, yang
hanya hidup sendiri untuk dirinya sendiri. Sedalam apapun rasa itu dipendam
sama saja hanya berusaha untuk menggalinya sedikit demi sedikit.
Semua memang
kembali ke bagaimana kita menempatkan diri kita, mungkin saya laki-laki lemah
yang tak seorang wanita pun tertarik terhadap saya. Saya sudah mengganggap
barangkali inilah takdir hidup saya, saya tidak pernah menemukan kekasih hati
sampai usia saya yang hampir 25 tahun ini.
Akhirnya saya harus
tetap hidup bukan? Saya akan tetap hidup seperti ini. Mencintai segala Ciptaan
terindah yang Tuhan berikan kepada saya. Alam, pepohonan, angin, dedaunan,
binatang-binatang yang terbang di darat di air yang berbulu yang lucu, Iklim,
suasana dan semua keindahan yang sangat saya cintai. Merekalah yang mampu
menyimpan segala kenangan baik dalam hidup saya, itu adalah kehidupan.
Semoga kelak saya
mengerti dan menemukan apa itu cinta. Dan semoga cinta itu tidak lebih dari
rasa cinta saya Kepada Rosul Muhammad SAW, Kepada Alloh Tuhan saya dan ISLAM Agama
saya. Amin.
Saya bersyukur saya
diberi keanehan yang membuat hati saya lebih peka untuk merasakan apa yang
tidak semua orang rasakan, merasakan tarian angin yang menyegarkan, merasakan
wewangian aroma tumbuh-tumbuhan, merasakan warna langit senja warna matahari
terbit warna bulan dan bintang, merasakan suara musik yang mengalun dengan harmoni,
merasakan makanan yang membuat tubuh menjadi bugar, merasakan hiruk pikuk kota
yang bising, merasakan pedesaan yang lugu dan klasik, merasakan tekanan-tekanan
yang meletup-letup dari emosi kemarahan manusia, merasakan kasih sayang manusia
dalam suka dan sedih dalam tawa dan tangis, merasakan geliat karakter manusia
yang unik, dan merasakan tanah yang dipijak menyadarkan bahwa kita berawal dari
tanah dan kembali ke tanah.
Terimakasih cinta