MEREKA
YANG TELAH TIADA
Pernah ditinggalkan
oleh orang-orang yang mendahului kita di dunia?, saya yakin itu bukanlah
pertanyaan yang perlu dijawab, karena setiap kita yang lahir di dunia ini sudah
tentu ada pula yang meninggalkan dunia ini. Entah ada angin apa tiba-tiba saya
ingin sedikit bercerita tentang mereka yang pernah ada di dunia dan
meninggalkan dunia dengan meninggalkan kenangan dalam cerita kehidupan saya :).
Terlepas bagaimana mereka hidup setelah meninggal semua adalah rahasia Tuhan.
Saya hanya akan bercerita mengenai kenangan-kenangan manis yang berkesan dari
mereka. Kebetulan dari ingatan yang tersimpan dalam kenangan saya adalah
kenangan mereka yang sudah berusia lanjut.
Cerita pertama
ialah kenangan bersama mbah buyut. Saya memanggilnya mbah ketirjo, karena ia
tinggal di dusun ketirjo, sampai saya tidak tahu nama aslinya. Dulu sejak SD
saya sering jalan-jalan atau naik sepeda mengelilingi dusun-dusun dan
sawah-sawah. Saya punya kegemaran bertandang kerumah orang-orang yang saya
kenal untuk bermain dan hanya mencari hal-hal yang berkaitan dengan
petualangan. Ya maklum saya dibesarkan di hutan, tepatnya di Kalimantan yang
memang masih banyak hutan belantara. Setiapkali saya bertandang saya selalu
diceritakan tentang zaman penjajahan, tentang penjajah belanda, penjajah jepang
dan tentang PKI. Saya masih ingat ketika mbah buyut bercerita mengenai perang
dunia. Ia bercerita bahwa ia harus bersembunyi di bawah tanah yang dilubangi cukup
dalam seperti liang lahat kemudian ditutupi jerami. Setiap ada pesawat di
langit lewat semua orang bersembunyi di lubang itu. Jika tidak bersembunyi maka
akan terkena tembakkan dari penjajah. Tapi sayangnya ceritanya kurang spesifik.
Setiapkali saya tanyakan siapa penjajah itu, ia menjawab “londo, jepang, PKI”.
Setiap minggu saya rutin berkunjung untuk mendengarkan cerita-cerita yang
menarik perhatian saya. Dan terakhir saya berkunjung ialah ketika mbah buyut
kakung memberikan tempat biasanya dia merokok yang terbuat dari kuningan di
dalamnya ada uang-uang kuno dan uang Belanda-Indonesia yang biasa dipakai untuk
kerokkan. Beberapa hari kemudian ia meninggal. Mbah buyut yang putri ia pindah
ketempat anaknya. Dan rumah itu tak berpenghuni hingga kini. Selang beberapa
tahun mbah buyut yang putri pun meninggal. Hingga kini setiap tahun saya
mengunjungi nisannya terutama disaat seusai Sholat idulfitri.
Berlanjut ke cerita
yang lain. Namanya pak Saimin. Ia adalah guru ketika saya SD di Yogyakarta,
tepatnya kelas 3 SD. Pak Saimin adalah guru yang rajin dan pandai menggambar.
Ia berbeda dari guru-guru kebanyakan atau guru lain di sekolah saya. Ia
mengajar dengan caranya sendiri. Ia tidak bisa berbicara jelas, bahkan memang
tidak jelas. Suaranya tidak bisa dimengerti. Sesekali ia selalu membersihkan
bibirnya dengan sapu tangan yang selalu ia bawa, karena ia selalu batuk.
Biarpun demikian kami (seluruh siswa) tetap meyimak apa yang disampaikan oleh
pak Saimin. Kadang saya merasa kasihan, sudah sakit seperti itu masih saja ia
rajin untuk mengajar. Karena kondisinya setiap kali masuk kelas ia langsung
menggambar, ia pernah menggambar sapi, gajah dan rusa. Ia juga pandai menulis
huruf jawa. Setelah itu ia meninggal dunia. Yang membuat saya masih mengingat
pak Saimin adalah karena ia gigih, tidak peduli di olok-olok oleh guru lain
bahkan oleh sebagian siswa, ia menunaikan kewajibannya penuh tanggungjawab
sesuai kemampuannya dengan caranya. Mungkin kalau sekarang ada guru seperti ia,
maka sudah dipensiun dini. Tapi pak Saimin tidak, ia mengabdikan seluruh
hidupnya untuk mengajar sebagai seorang guru.
Sebenarnya masih
banyak kenangan yang mereka (orang yang mendahului kita) tinggalkan, tapi
karena saya hanya ingin sedikit saja bercerita, jadi sedikit saja yang dapat
saya ceritakan dari cerita yang sebenarnya lebih panjang dan banyak lagi yang
lain. Nah lalu saya berfikir bagaimana dengan kita ya?.... sudahkah kita
menyiapkan kenangan yang mungkin mereka (orang yang kita dahului kelak/nanti)
kenang dengan kenangan yang manis?....
Saya banyak belajar
dari mereka, mereka yang sudah tua, atau meraka yang sudah mendahului kita.
Mereka tidak pernah tahu kapan mereka berpulang, yang mereka tahu adalah mereka
mengasihi antara sesamanya. Dari kasih sayang itulah lahir yang namanya
kenangan manis. Dari kenangan manis itulah kita belajar mengasihi. Dari
kenangan manis yang mereka tinggalkan itulah kita mengenal Tuhan
Kenangan itu tidak
diciptakan, tapi kenangan itu lahir dari perbuatan kita, kasih sayang kita. Kita
harus berjuang, kita harus bekerja keras, dan kita tetap harus saling mengasihi
:)