MANUSIA IBLIS
(DEWASA)
Bicara soal
manusia, dia adalah kita yang konon diberikan keistimewaan tersendiri dibandingkan
makhluk lain ciptaan Tuhan. Keistimewaan itu berupa akal, katanya, faktanya?. Bahkan
dikisahkan ada salah satu jenis makhluk Tuhan yang tidak terima mengapa ‘’manusia’’
lebih ditinggikan derajatnya oleh Tuhan di bandingkan makhluk lainnya, dan dia
adalah iblis. Iblis membuat kesepakatan kepada Tuhan untuk senantiasa
menjerumuskan manusia.
Manusia selalu
tertipu daya oleh iblis, tidak hanya melalui bisikan, tapi bahkan turut
mengalir di aliran darah, di saraf, di pernafasan ia masuk melalui seluruh
elemen yang ada di dalam tubuh manusia. Bahkan fatalnya yang konon otak yang
digunakan manusia untuk berfikir dan di situlah akal berada -dan akal merupakan
keistimewaan manusia yang diberikan Tuhan, sehingga manusia menjadi istimewa-
iblis mampu masuk di dalam akal manusia.
Iblis tidak
hanya menjerumuskan manusia dewasa, ia berkemampuan untuk menggoda seluruh
jenis, usia, latar belakang manusia, tak terkeculai seorang guru, seorang murid
di lembaga pendidikan, yang notabene lembaga ini adalah lembaga penangkis
iblis. Dimana di dalamnya terkandung pendidikan agama, kharakter, budi pekerti
agar kita jangan berbuat seperti iblis.
Iblis sudah
terlalu dalam dan pesat mengikuti perkembangan zaman peradaban manusia, ia
termoderenisasi, ter up to date, dan
seiring-sejalan dengan kemajuan manusia itu sendiri. Ia menjangkiti manusia
dari pelosok hingga perkotaan. Manusia yang lalai dan tak menyadari jika ia
hanya terjerumus, oleh rayuan, dan hipnotis iblis. Bak zombi mereka yang
terpedaya hidup hanya dalam kendali iblis, ia dibutakan oleh harta, tahta, sex,
dan obat-obatan/minuman terlarang atau khamr.
Pikiran mereka dikotori oleh prasangka buruk. Hati mereka dipenuhi dengki,
ria’, congkak, dendam, dan cinta dunia.
Maka yang
demikian itu tak ubahnya kita sebut dengan "Manusia Iblis"
Seperti biasa
karena ini blog pribadi saya otomatis bercerita mengenai pengalaman saya,
seperti biasa pula saya tak memberi garansi bahwa tulisan saya ini layak atau
tidak. Saya sekarang adalah seorang guru tentu yang akan saya urai berkaitan
tentang dunia yang sekarang saya jalani. Kembali ke tema tulisan saya di awal. Saya
mendapati beberapa manusia terpedaya iblis, atau bisa kita sebut saja ‘’Manusia
Iblis’’.
Tak disangka
peserta didik yang notabene seorang murid yang masih usia SMP ia pun tak luput
dari tipu daya iblis. Ketika ujian berlangsung saya sempat beberapakali
berdebat halus mengenai pemahaman ujian, dimana ujian yang baik adalah ketika
kita belajar sebelum ujian untuk mempersiapkan diri agar hasil nilai ujian
baik, tidak menyontek, di kerjakan dengan jujur. Dengan bangga sang anak
bilang, ‘’yang dinilai oleh guru, dan
masyarakat itu kan yang penting nilai pak bukan kejujuran’’. Saya pun
berusaha menimpali,’’tapi yang dinilai
ketika kita menjadi orang itu keahlian kita, kemampuan kita, dan kharakter kita’’.
Dengan entengnya dia pun bilang lagi ’’tapi
tetap yang dilihat hasil akhirnya nilai pak’’. Saya diam dan saya pun
terpedaya iblis, dalam hati saya bilang,’’DASAR IBLIS!!!’’, lalu saya istiqfar.
Lalu guru dan
staf juga tak luput dari iblis dan menjadi manusia iblis. Sejatinya sebuah
institusi yang di dalamnya terdiri dari berbagai elemen kita harus saling asih,
asuh, dan tenggangrasa dan itu tak sebatas semboyan. Ketika itu hanya dijadikan
sebuah informasi semata bukan dipahami dan dilakukan nyata dari hati, itulah
yang disebut dengan ‘’OMDO’’, omong doank, meski gak serta merta lalu kemudian
tak ada tenggangrasa, asih, asuh samasekali juga. Itu masih ada. Suatu ketika
saya memperhatikan ada sekelompok orang berkumpul dan tampak mereka
terbahak-bahak, lalu saya mendekati kelompok orang ini, tak terduga ternyata
mereka menertawakan orang lain atau sesuatu misal menyebutkan makanan dengan
nama-nama kotor, menghina bahasa yang menurut mereka lucu, dan saya merasa ini
gak seru, sama sekali gak lucu. Saya berusaha beradaptasi dengan mereka saya
berusaha mengimbangi pembicaraan mereka yang pada akhirnya saya pun terjerumus
iblis atas dasar tenggangrasa iblis pandai membisikan sesuatu terhadap kita dan
menularkan penyakit neraka kepada kita. Pertama-tama saya pun berusaha turut
tertawa atas apa yang mereka tertawakan, yakni dengan cara menghina, dan
merendahkan orang lain atau sesuatu dengan embel-embel ‘’ini bercanda loh ya’’. Pada akhirnya saya menyadari ternyata gaya
mereka yang menurut mereka jujur itu adalah dengan merendahkan dan mencemooh
orang lain atau sesuatu. Saya kena cemoohan mereka pada akhirnya, mereka
mengkritik gaya berjalan saya yang seperti kakek-kakek, dan mereka memberi
anjuran supaya saya mengangkat 6 kursi sembari naik turun tangga, lalu mereka
terbahak-bahak dan saya melihat mereka persis seperti iblis. Kemudian dikala
saya mengerjakan sesuatu mereka tampak perhatian dengan memberikan saya
makanan, lalu ada salah seorang bilang, istirahat dulu, makan dulu nanti tari
kecak dengan nyinyir ia mencemooh penyakit saya. Dan masih banyak lagi
gaya-gaya iblis yang berkedok bercanda, dan ciri khasnya selalu diiringi tawa
yang terbahak-bahak atau senyum nyinyir. Mereka selalu berkilah,’’kalau di sini orang-orangnya memang begitu
bercandanya apa adanya, gak kayak orang jogja kalem-kalem tapi di pendam’’.
Dalam hati saya bilang ’’gak semua juga,
kamu aja suka ngajak teman, DASAR MANUSIA IBLIS!!!’’.
Suka mengkritik
tanpa membangun alias ‘’kritik tak
membangun’’. Ketika ada orang memberikan anjuran yang baik manusia iblis
hadir di belakang dengan cara bergumam, dan bibirnya tidak bisa diam selalu
mengritik segala perkataan seseorang yang sedang mengemukaan gagasan, bahkan
segala tindak-tanduk dikritik dari ujung bumi sampai ujung angkasa, intinya
semuanya salah, semuanya keliru, harusnya begini-begitu tapi Cuma bicara di belakang
sembari mengajak kawan supaya ikut menjadi koloninya untuk menjadi manusia
iblis.
‘’Tulung Pentung’’. Menawarkan surga dan
memberikan neraka kemudian. Berkedok urusan pekerjaan, selalu datang untuk
mengajak mengerjakan sesuatu alasannya kepentingan sekolah. Pada kenyataannya
mengerjakan di luar pekerjaan sekolah dan membabukan manusia, padahal sesama
manusia. Dengan menjaga image alasannya seorang yang penting menurut dia
pribadi, ia hadir untuk mengerjakan sesuatu, membantu dia. Alasannya ‘’jenengan masih sendiri, masih bujang, kalau
yang lain kan sudah berkeluarga’’. Dalam hati saya, ‘’DASAR IBLIS!!!’’
bukan lagi manusia iblis tapi iblis sejati.
Ketika kita
mengerjakan sesuatu yang positif dan kita berusaha sebaik mungkin, iblis ini
hadir, ia bilang ‘’ganing kayak kue’’
yang artinya ‘’kok seperti itu’’.
Gak ada benernya dimata iblis. Ujung-ujungnya ketahuan dia menghina,
mengkritisi karena dia ingin.
Berprasangka buruk
tiada henti, segala tindak tanduk kita di perhatikan dengan seksama, lalu
ditebak-tebak,’’kamu kenapa?, kamu di
suruh ini ya, itu ya?, mereka sering membicarakan saya ya?, siapa bosnya, ayo
gak apa-apa bilang aja?, kamu gak sakit hati kan dengan perlakukan atau candaan
saya?, bla, bla, bla. Dalam hati saya,’’,’’iblis, iblis, kekhawatiran kamu itu
harusnya kamu pakai untuk diri kamu sendiri’’.
Memecah belah
dengan membuat kelompok-kelompok, dengan cara mengadu domba memfitnah orang
lain dengan sebutan,’’gap-gapan’’.
Dan lain
sebagainya. Semoga kita selalu diberi kesadaran utuh, dan ketika iblis hadir
kita mampu menangkis, dan membuat kekuatan manusia yang tangguh dengan memupuk
ilmu, dan ibadah karena Alloh SWT. Aamiin.
Kuncinya adalah
iblis itu takut akan cermin, maka bercerminlah akan segala perbuatan kita,
ketimbang sibuk menyalahkan dan mencari teman sebanyak-banyaknya untuk
mendukung keiblisan kita. Mari kita lawan iblis meski ia sudah bersumpah untuk
menghancurkan kita. Jangan relakan kemanusiaan kita di gantikan menjadi MANUSIA
IBLIS, dan bahkan menjadi IBLIS seutuhnya, di jamin kita meyesal. Dan rayuan
iblis lebih gombal, lebih sesat!!!.
Sekian, salam
cermin (intropeksi)